Skip to main content

Ming Hwa Yuan

  • Tanggal:2024-07-05
Ming Hwa Yuan

Pada tahun 1929, Chen Ming-chi (陳明吉) dan Tsai Bin-Hwa (蔡炳華) pemilik teater di Kota Tainan merintis bersama grup Ming Hwa Opera (明華歌劇團) yang kemudian menjadi Ming Hwa Yuan Arts and Culture Group (selanjutnya disebut sebagai Ming Hwa Yuan). Pada masa penjajahan Jepang, gerakan imperialisasi dari pemerintah kolonial Jepang, melarang pagelaran pertunjukan tradisional suku Han termasuk opera Taiwan (opera gezaixi) dan lainnya, dan terbentuklah “Asosiasi Drama Taiwan’, pada masa itu hanya sedikit grup tari yang mendapat persetujuan untuk tampil, termasuk Ming Hwa Opera Yuan. Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, Ming Hwa Opera (明華歌劇團) mengubah namanya menjadi “Ming Hwa Yuan”. Sehubungan dengan pada tahun 1962 mulai ditayangkan di kanal Taiwan Television (TTV), sehingga banyak grup-grup opera Taiwan yang dipaksa untuk bubar atau beralih ke perkembangan pertunjukan luar ruangan, dan Ming Hwa Yuan bertempat di kecamatan Chaozhou, Kabupaten Pingtung.


Meskipun opera Taiwan tradisional (gezaixi) tengah mengalami kemunduran, tetapi Ming Hwa Yuan tetap berani berinovasi, mengintegrasikan opera Taiwan tradisional dalam ritme pertunjukan opera modern, adegan nyata teater dan bagian dari adegan dalam film, serta memadukan dengan berbagai bidang seni seperti musik, drama, tari, cerita rakyat, seni rupa, audio dan cahaya serta lainnya. Ming Hwa Yuan dengan karyanya “Father and Son (父子情深)” berhasil meraih juara pertama dalam pertandingan opera nasional pada tahun 1982, menggondol penghargaan akting kelompok terbaik, skenario terbaik dan pemeran xiaosheng (小生) terbaik. Selang satu tahun kemudian mendapat kesempatan menampilkan karya “Father and Son (父子情深)” dan “Ji Gong, the Living Buddha (濟公活佛)”di Gedung Peringatan Dr. Sun Yat-sen, kembali membawa “teater ruang terbuka” masuk ke dalam “teater dalam ruang”


Karya paling klasik dari Ming Hwa Yuan “Legend of White Snake (超炫白蛇傳)” sempat menggores catatan 150 ribu orang penonton untuk pertunjukan luar ruangan, mengerahkan lebih dari 300 aktor dan staf teknis di balik layar. Musik yang mainkan terdiri dari musik silat tradisional, orkestra musik tradisional Tiongkok, jazz dan musik elektronik. Para pemeran utama dengan ketrampilannya terbang dari ketinggian 10 lantai, ditambah dengan pengerahan mobil pemadam kebakaran sehingga penonton dapat bersama merasakan adegan yang menegangkan.     


Ming Hwa Yuan selain berfokus pada penciptaan karya drama, inovasi pertunjukkan, penciptaan gaya sendiri, Ming Hwa Yuan juga memperluas cakupannya ke opera Taiwan. Terus mempromosikan kesenian lokal opera Taiwan ini hingga merambah masuk ke kampus-kampus. Selain itu, dengan agresif turut berpartisiasi dengan kegiatan pertunjukan yang bersifat internasional, bahkan sempat diundang tampil ke Jepang, Prancis, Amerika Serikat, Singapura, Afrika Selatan, Daratan Tiongkok dan lainnya.    


Ketua Ming Hwa Yuan generasi kedua, Chen Sheng-fu (陳勝福) mengatakan, banyak kesenian tradisional dalam negeri yang perlahan-lahan punah, grup pertunjukan seni tradisional sulit untuk bertahan hidup, salah satu kunci penyebabnya yaitu “pewarisan”. Yang dimaksudkan “pewarisan” bukan hanya teknik, melainkan pewarisan dalam pertunjukan atau pembinaan semakin banyak bakat seni, dan yang lebih penting lagi adalah “pewarisan penonton”, membina penonton yang tidak habis-habisnya memberikan apresiasi pada pertunjukan seni. Seperti Ming Hwa Yuan yang tidak pernah terputus melakukan tur pertunjukan di kampus salama beberapa tahun ini, agar opera Taiwan dapat mengakar dan menarik lebih banyak intelektual dan kaum muda yang memberikan dukungan serta mengapresiasikan opera tradisional. 


Ia mengatakan, agar kaum intelektual menyukai opera Taiwan, tema pertunjukan tidak saja harus artistik dan menghibur, melainkan juga harus memberikan ruang bagi penonton untuk berpikir dan memiliki pemikiran dan mendiskusikannya. Untuk kualitas karya juga tidak boleh lalai sama sekali, karena penonton sekarang ini menyerap banyak informasi, jika ada sedikit kesalahan saja maka akan kehilangan penonton. 


Ming Hwa Yuan mencoba untuk mengubah metode pementasan di kampus. Usai pertunjukan, sutradara, editor dan para aktor akan turun dari panggung dan duduk berdiskusi dengan penonton, membentuk sebuah jenis pertunjukan yang berbeda, keseruannya tidak kalah dengan saat berada di panggung. Kedua belah pihak dengan antusias membahas, memperdalam dan memperluas topik pembahasan, juga dapat dibandingkan dengan seminar pertukaran opera antar selat.  
 

Chen Sheng-fu (陳勝福) mengatakan, di masa mendatang apabila ada semakin banyak grup seni budaya, instansi sekolah dan perusahaan swasta yang turut andil dari kereta di jalur rel ini, untuk memperluas pementasan tur keliling kampus, agar benih seni tradisional dapat bertunas dan tumbuh dengan subur di hati kaum muda, ini merupakan harapan terbesar dari para pegiat seni budaya.