Lahan rumah kediaman dan taman keluarga Lin Ben Yuan seluas hampir 6.054 ping (setara dengan 20.013 m2), setelah keluarga Lin membangun rumah kuno Sanluodatzuo pada tahun 1853, kemudian membangun taman secara bertahap, lalu dilanjutkan dengan bangunan perpustakaan dan Fangjiancai (ruang belajar). Hingga pada tahun 1888, kepala keluarga Lin pada masa tersebut, Lin Wei-yuan (林維源) menginvestasikan modal besar untuk renovasi, setiap taman terhubung dan membentuk satu kesatuan taman yang sistematis dan selesai dibangun pada tahun 1893. Tukang kayu dan bahan material yang diperlukan untuk membangun taman ini, sebagian besar direkrut dan dibeli dari Daratan Tiongkok, ini merupakan proyek pengerjaan yang sangat besar, juga mencerminkan kekayaan dan kedudukan keluarga Lin sebagai keluarga terkaya di Taiwan dan berpangkat tinggi.
Rumah kediaman dan taman Lin Ben Yuan di Banchiao merupakan bangunan dan taman yang terestorasi dengan baik hingga saat ini. Selain bertujuan untuk menikmati hidup dengan tempat tinggal yang menyenangkan, para pedagang zaman dahulu tanpa ragu-ragu menghabiskan banyak uang untuk membangun arsitektur taman yang indah yang difungsikan untuk menjamu pejabat atau pedagang kaya untuk urusan bisnis. Akan tetapi dikarenakan bencana alam atau peperangan, dan seiring berjalannya waktu, beberapa bagian dari taman keluarga Lin bergaya Tiongkok dalam kondisi rusak, bahkan ada yang sudah pudar dan tiada, hanya tersisa tulisan tinta hitam atau rekam jejak sejarah. Rumah kediaman dan taman keluarga Lin Ben Yuan di Banchiao sejak tahun 1949 berulang kali dihancurkan, kian hari kian bobrok, dan untungnya, melalui pertimbangan dari pakar peninggalan budaya, tempat ini direstorasi berkali-kali, hingga saat ini sebagian rupa asli telah dipulihkan. Rumah kediaman dan taman Lin Ben Yuan di Banchiao dapat dikatakan sebagai peninggalan bersejarah yang diwariskan oleh nenek moyang yang wajib dilestarikan, menjadi harta karun untuk mengenal sejarah dan arsitektur tradisional Taiwan.
Pemerintahan Dinasti Qing kalah selama Perang Tiongkok-Jepang Pertama berlangsung, kemudian Taiwan diserahkan kepada Jepang, Keluarga Lin termasuk Lin Wei-yuan mengungsi dan berpindah ke Daratan Tiongkok, sejak saat itulah tidak pernah kembali ke Taiwan, hanya Lin Peng-shou (林彭壽) dan Lin Zu-shou (林祖壽) generasi ke-4 keluarga Lin yang kembali ke Taiwan untuk mengelola properti keluarga mereka. Pada masa awal kependudukan Jepang, di bawah pengawasan Jepang semuanya tetap seperti sedia kala, akan tetapi selanjutnya kediaman ini mulai mengalami kerusakan. Pada tahun 1949, saat terjadi perang saudara antara partai Kuomintang dan partai Komunis Tiongkok, semakin banyak yang mengungsi ke Taiwan, tidak sedikit orang memilih kediaman keluarga Lin menjadi tempat hunian sementara, selanjutnya warga Taiwan pun ikut menghuni. Berdasarkan pendataan pada masa tersebut ada lebih dari seribuan orang, lebih dari 300 keluarga, pemerintah secara khusus merancang satu pembagian wilayah administratif yang disebut dengan wilayah “Liuhouli (留侯里)”. Akibat perilaku pembangunan ilegal dari warga penghuni dan pembongkaran semena-mena, interior bangunan mengalami rusak parah, membuat masyarakat dalam dan luar negeri mengimbau perlunya pelestarian dan mulai mencari solusi atas permasalahan seperti relokasi penghuni dan persiapan dana renovasi. Pada tahun 1971 Tunghai University mendapat kepercayaan dari pemerintah kabupaten pada masa tersebut untuk merevonasi kediaman keluarga Lin, akan tetapi mendapat aksi proses dari warga tetangga akhirnya proyek ini dihentikan. Pada tahun 1977, keluarga Lin menyumbangkan sebagian besar hak milik kediaman tersebut kepada pemerintah kabupaten Taipei (sekarang Pemerintah Kota New Taipei), dan menyumbangkan dana renovasi sebesar NT$ 11 juta.
Pemerintah kabupaten Taipei segera menggusur warga penghuni wilayah Liuhouli(留侯里), pada tahun 1978 menugaskan Kantor Perencanaan Kota Institut Teknik Sipil NTU ( sebelumnya National Taiwan University- Graduate Institute of Building dan Planning) untuk melaksanakan survei dan pemetaan pemulihan lanskap lama serta proyek restorasi. Kantor Perencanaan Kota Institut Teknik Sipil NTU memobilisasi guru dan siswa baik dalam maupun luar untuk mengukur lokasi, menggambar denah lokasi, luas, bentuk, struktur bangunan, tata letak, rincian arsitektur, ukuran, letak objek dalam taman, pembagian jenis dan analisa lingkungan lokasi sekitar serta perencanaan, setelah semua selesai digambar kemudian membuat prakiraan dana yang diperlukan sebagai acuan untuk konstruksi.
Hingga saat ini ada kemajuan tentang konsep dan prinsip peninggalan bersejarah, selain mempertahankan nilai bangunan itu sendiri, memberikan penekanan secara khusus terhadap pentingnya pelestarian terpadu, bersikap semakin toleran terhadap sejarah putus generasi. Kendati demikian, dengan pengalaman restorasi rumah kediaman keluarga Lin, memberikan status tertentu untuk gerakan pelestarian warisan bersejarah di Taiwan. Pada akhir tahun 1982, proyek pengerjaan taman keluarga Lin dimulai, dan memakan waktu selama 4 tahun baru selesai direstorasi. Total dana restorasi yang dikeluarkan sebesar NT$ 156.433.218,-. Berkat upaya dari berbagai instansi pemerintah dan masyarakat akhirnya taman keluarga Lin yang berusia seabad direstorasi secara bertahap.