Skip to main content

Novelis: Kan Yao-ming

  • Tanggal:2023-05-08
Kan Yao-ming

Kan Yao-ming (甘耀明) lahir pada tahun 1972 di Desa Shitan Kabupaten Miaoli, ayahnya adalah orang Hakka sedangkan ibundanya adalah seorang Minnan yang lahir dan dibesarkan di Alishan, Kabupaten Chiayi. Lulusan jurusan Sastra Mandarin Universitas Tunghai, selama kuliah, Kan Yao-ming sangat tertarik dengan menulis hingga mendapat gelar master untuk jurusan Bahasa Inggris dan Institut Pascasarjana Penulisan Kreatif dan Sastra Inggris di Universitas Tunghai. Ia pernah mengemban tugas sebagai pegiat teater, jurnalis, guru dan kini memfokuskan diri sebagai penulis profesional.


Gaya penulisan Kan Yao-ming yang unik membuatnya menyandang predikat sebagai salah satu penulis kontemporer unggulan di kancah sastra Taiwan. Karya novelnya kerap kali membaurkan budaya dan sejarah Hakka dan suku penduduk asli, serta mengadopsi cerita rakyat legendaris, tata tradisi dibuatnya menjadi kisah cerita realisme magis yang berjilid-jilid. Sebelum tahun 2002, Kan Yao-ming juga menulis topik-topik tentang perkembangan remaja, ironi peristiwa terkini, politik dan lainnya. Kemudian ia menyisipkan cerita rakyat legendaris untuk mencari identifikasi karya tulisnya sendiri. Beberapa predikat yang diberikan untuk Kan Yao-ming di antaranya pelopor penulis sastra lokal Taiwan baru, perwakilan penulis literatur Hakka Taiwan, dalam karya-karyanya mengintegrasikan memori sejarah, hubungan suku etnis, identitas nasional dan kepedulian akan pedesaan.


Kan Yao-ming meluncurkan kumpulan cerita pendek perdana yang terangkum dalam “Mysterious Train (神祕列車)” pada tahun 2002, dikarenakan topik penulisan sangat beragam, sehingga dia diberi julukan sebagai “Penulis Seribu Wajah”. Pada tahun 2005, ia menerbitkan kumpulan cerita pendek untuk kedua kalinya yang bertajuk “The School of the Water Spirit (水鬼學校和失去媽媽的水獺)” dan berhasil memenangkan penghargaan annual Open Book 10 Besar Terbaik yang digelar surat kabar China Times. 


Novel panjang pertama Kan Yao-ming yang berjudul “Killing Ghosts (殺鬼)” diterbitkan pada tahun 2009. Adapun latar belakang novel yang terinspirasi dari gerakan imperialisme pada masa kolonial Jepang di Taiwan dan diakhiri dengan Insiden 28 Februari di bawah masa pemerintahan partai berkuasa Kuomintang setelah Perang Dunia ke-2. Kan Yao-ming pernah berkata bahwa orientasi utama “Killing Ghosts” adalah “kebimbangan jati diri” dan novel ini menyajikan berbagai konflik dan integrasi di antara suku etnis yang berbeda dalam sejarah Taiwan.


Kan Yao-ming meluncurkan novel kedua yang bertajuk “The Girl and the Woodcutter (邦查女孩)” pada tahun 2015. Karena ia terinspirasi oleh pemandangan alam Taiwan Timur di Hualien kemudian mendeskripsikan pertemuan seorang gadis belia suku Amis dengan penebang kayu. Dimulai dari kisah perjalanan melintasi pegunungan dan menggambarkan alam, budaya, sosial dan sejarah Taiwan dengan jelas melalui dua pemeran protagonis ini. Bulan November pada tahun yang sama, karya Kan Yao-ming “The Girl and the Woodcutter (邦查女孩)” memenangkan penghargaan sastra Taiwan. Dewan juri beranggapan penulis ini mampu menggambarkan situasi penebangan hutan di Taiwan dengan cermat, mendalami rupa Taiwan dari semua tingkatan, penulis dapat menguasai dengan baik, karakter pemeran ditampilkan secara nyata dan hidup, cerita yang disampaikan penulis sungguh menyentuh hati.


Karya “The Summer When Russian Winter Comes (將軍來的夏天)” yang diterbitkan tahun 2017, Kan Yao-ming mengangkat tema berat tentang kematian dan cedera, yang mendeskripsikan pemeran utama wanita dalam novel berpisah dengan neneknya yang meninggal dunia, dengan kelembutan goresan pena yang menyentuh berniat menghilangkan kepedihan hati yang mendalam.


Karya novelnya yang diterbitkan tahun 2021 yang berjudul “MinBunun (成為真正的人) berhasil meraih juara pertama dalam penghargaan Taipei International Book Exhibition ke-15 dan United Daily News Prize ke-9. Kan Yao-ming menulis novel tentang sejarah budaya suku Bunun, menumbuhkan kisah cerita baru tentang suku Bunun yang heroik, penyampaian kata-kata yang puitis, gambaran tentang alam dan suara begitu memukau, secara cermat mendeskripsikan jalinan hubungan yang melampaui gender, dengan kata lain menciptakan potret besar untuk suku Bunun, tidak hanya pujian kepada alam semesta tetapi juga lagu pujian bagi kehidupan manusia.  


Kan Yao-ming mengandalkan kemahirannya dalam karya tulis, pengalaman hidup yang berlimpah, hasil survei dan wawancara padat yang dijajaki di lapangan mulai dari sejarah, lokalitas pedesaan, tata tradisi, legenda, dongeng, materi yang diambil dari kehidupan nyata, terkadang ada imajinasi magis, ada sindiran nyata, gaya yang dibuat berubah-ubah dan tidak henti-hentinya berkreasi. Kan Yao-ming yakin bahwa sampai batas tertentu, penulis novel tengah menciptakan metode untuk memahami dunia ini, Sang Pencipta menciptakan dunia yang paralel, melalui perspektif dan metode sendiri dan berkomunikasi dengan pembaca modern agar mendapat ilham dan terinspirasi. Melalui gaya penulisan Kan Yao-ming yang realisme magis, Kan Yao-ming akan berlanjut menciptakan kisah cerita yang melestarikan kisah kuno yang legendaris.