Skip to main content

Mo’o Yasiyungu Sang Pelestari Rumah Tradisional Penduduk Asli Tsou

  • Tanggal:2023-10-06
Mo’o Yasiyungu Sang Pelestari Rumah Tradisional Penduduk Asli Tsou

Mo'o Yasiyungu (安孝明) adalah sesepuh penduduk asli Tsou dari perkampungan Dabangu, Alishan, Kabupaten Chiayi. Mo'o Yasiyungu menyukai tradisi budaya sukuTsou, juga menjadi pelestari bangunan tradisional suku Tsou, Beliau juga adalah pelestari rumah penduduk asli Tsou, yang memiliki pengetahuan dan teknik yang sempurna tentang rumah adat suku Tsou dan berpengalaman nyata dalam membangun rumah adat suku Tsou.


Pada saat Mo'o Yasiyungu berusia 20 tahun, pada waktu itu kepala desa Alishan ingin membangun “Pusat Budaya” penduduk asli Tsou yang difungsikan sebagai pameran benda-benda penduduk asli Tsou. Pada waktu itu, semua warga di kampung membahas “Sebenarnya harus mendirikan bangunan seperti apa?”, “Seperti apa rumah adat suku Tsou?”, “Apa budaya penduduk asli Tsou?”. Semua ini membuat Mo'o Yasiyungu mulai memikirkan apa yang menjadi karakteristik rumah adat suku Tsou. 


Mo'o Yasiyungu mengatakan, semasa kecil ia tinggal di rumah bambu, dalam ingatannya batang bambu Dendrocalamus latiflorus dipipihkan merata, kemudian disusun merata menjadi dinding, bagian atap terlebih dahulu ditata dengan bambu, lalu dilapisi dengan kertas minyak warna hitam yang berfungsi sebagai anti bocor menahan air hujan, akan tetapi lama-lama juga bisa merembes, ditambah lagi saat dilanda angin taifun masih perlu benda pemberat yang menahan kertas minyak supaya tidak terbang, bagian dalam ruangan dilumuri dengan tanah untuk mencegah genangan air karena air hujan pada musim panas. Saat menelusuri arsitektur bangunan tradisional, ia beranggapan rumah bambu adalah rumah asat suku Tsou, akan tetapi kemudian baru diketahui ternyata rumah bambu dipelajari dari orang Hakka, maka dari itu semasa mudanya, Mo'o Yasiyungu terus mencari bentuk rupa rumah tradisional suku Tsou.


Pada tahun 1996, di antara barang-barang peninggalan ayahnya, Mo'o Yasiyungu menemukan selembar gambar struktur arsitektur rumah adat suku Tsou yang digambar oleh orang Jepang. Setelah melakukan pencarian informasi yang relevan, baru diketahui selembar gambar tersebut adalah lampiran gambar dalam artikel “Arsitektur Taiwan” dalam “Penelitian Tentang Rumah Tinggal di Taiwan” oleh arsitek ternama Jepang, Suketaro Chijiwa pada tahun 1937, yang terdiri dari “Tampilan bagian-bagian rumah komunitas Dabang”dan “Denah rumah tinggal komunitas Dabang”. Mendapat penjelasan secara lisan dari bibinya tentang rincian bangunan tersebut. Melalui ingatan bibinya, Mo'o Yasiyungu berhasil menyatukan gambaran rumah tersebut, setelah Mo'o Yasiyungu melihat “Ilustrasi Etnografi Suku Adat Formosa: Suku Adat Tsou” (Segawa's Illustrated Ethnography of Indigenous Formosan People: The Tsou), barulah ia menemukan metode detail bangunan yang tidak dapat ia temukan sebelumnya. Detail-detail ini telah dilestarikan melalui kumpulan fotografi selama hampir 80 tahun, dan setelah 80 tahun kemudian menjadi bahan referensi penting dalam rekonstruksi rumah tradisional.


Rumah adat suku Tsou (bahasa Suku Adat Tsou: hʉfʉ) sebagai kekhasan arsitektur penduduk asli Tsou, tipe ruang-ruang dalam rumah berbeda jauh dengan rumah dari suku lainnya di Taiwan, ruang dalam memiliki keterkaitan dengan tradisi dan menyajikan kosmologi, makna budaya dan sosial serta nilai geografis dari suku Tsou secara kongkrit, bangunan pada sebidang tanah yang datar, didirikan dengan mengadopsi cara tradisional suku Tsou yang menggunakan material lokal alami dan menyatu erat dengan tanah setempat.


Letak bangunan pertama hʉfʉ Mo'o Yasiyungu adalah kediaman masa lalu keluarga Mo'o Yasiyungu. Selain tempat kediaman kakek yang dibangun kembali menjadi tugu peringatan, pembangunan rumah ini sebagai satu kegiatan yang mengaitkan masa lalu dengan masa kini. Kehidupan penduduk asli Tsou di rumah tradisional, di mana aktivitas-aktivitas seperti berburu, bertani, ritual, upacara pemakaman dan lainnya berlangsung di rumah ini. Terlebih lagi bahan yang digunakan untuk rumah tradisional ini didapatkan dari alam, sehingga harus memahami kapan waktu panen dan bagaimana memanfaatkannya.


Sebuah bangunan rumah tradisional terbentuk melalui kegiatan budaya yang intensif, untuk itu Mo'o Yasiyungu membawa murid-murid sekolah ke rumah tradisional. Karena ia beranggapan budaya yang di ruang kelas sekolah, membuat anak-anak tidak dapat berpartisipasi langsung, sehingga akan memudarkan kesadaran budaya mereka. Namun, begitu mereka melihat benda-benda nyata dan berpartisipasi langsung dalam kegiatan, kesadaran akan budaya mereka perlahan-lahan terkumulasi. Ia sendiri dengan metode tradisional membangun 2 rumah adat suku Tsou di Viskiana (tempat lama pemukiman Dabang). Selama jangka panjang di Alishan Junior and Elementary School, SD Dabang dan SD Charsan Go, berupaya mewariskan teknik dan pengetahuan rumah adat suku Tsou kepada generasi muda.