Skip to main content

Peluncuran Buku Karya TLAM ke-8, Bersama Membahas Situasi Penulisan Migran

  • Tanggal:2024-01-22
Peluncuran Buku Karya TLAM ke-8, Bersama Membahas Situasi Penulisan Migran

Museum Nasional Taiwan (National Museum Taiwan Literature, NMTL) bekerja sama dengan Monomyth Co., Ltd menerbitkan buku kumpulan karya Penghargaan Sastra Migran Taiwan ke-8 (Taiwan Literature Award for Migrant/TLAM) bertajuk “Rumput: ada saatnya kering layu, ada saatnya hijau kembali” (草──榮枯有時,復返有時). Dalam penyelenggaraan seminar dan peluncuran buku baru di Taiwan Literature Base (臺灣文學基地) pada tanggal 14 Januari 2024, bersama-sama membahas makna dan situasi terkini tentang penulisan pekerja migran di Taiwan.


Kepala NMTL Nikky Lin menyampaikan, menggunakan perumpamaan “rumput” sebagai judul buku kumpulan karya kali ini, melambangkan keberadaan pekerja migran dan imigran baru Taiwan menjadi suatu keharusan dan tidak boleh terabaikan dalam masyarakat sosial Taiwan, keuletan mereka dalam menjalani kehidupan serta karya-karya dari pekerja migran tidak saja merupakan bagian dari sastra Taiwan melainkan menjadi pilar penting bagi kekayaan ragam budaya Taiwan.


CEO Monomyth Co., Ltd, Tang Sheng-jung(湯昇榮) menyampaikan, selaku perusahaan promosi dan pembuatan film, berharap nantinya karya-karya pekerja migran dapat dikreasikan menjadi karya baru, agar semakin banyak orang yang melihatnya; juga berharap lembaga lintas bidang dapat mempromosikan sastra migran dari sudut yang berbeda di kemudian hari. 


Salah seorang pemenang dari Indonesia Chin Nyap-fong menceritakan hal yang didapati saat bekerja di Saluran Khusus Layanan Pengaduan Tenaga Kerja 1955, mendengarkan keluhan pekerja migran akan kesulitan dan ketidakberdayaan. Ia juga membagikan pengalamannya memediasi perselisihan antara majikan dan pekerja migran.


Pemenang lainnya dari Indonesia, Ririn Arumsari berbagi bahwa dia telah mengikuti Penghargaan Sastra Migran sejak dari yang ke-1, ia merasa sangat senang karena akhirnya berhasil meraih penghargaan pada TLAM ke-8 ini. Alasan turut berpartisipasi dalam perlombaaan ini adalah berharap semakin banyak orang yang melihat kisah yang ditulisnya, juga bercita-cita pada suatu hari nanti dapat menulis sebuah buku berbahasa Mandarin.