Kementerian Kebudayaan

Melalui pengumpulan dan penilaian yang berjalan selama beberapa bulan, Kementerian Kebudayaan pada tanggal 31 Maret 2025 mengumumkan 110 nama yang terpilih dalam daftar “Taiwan Culture Base (第一屆百大文化基地)”, basis budaya yang terpilih akan menerima sertifikat periode perdana dan hadiah senilai NT$ 500.000. Menteri Kebudayaan Li Yuan menyampaikan, berharap basis budaya dari berbagai daerah menjadi lokasi untuk menikmati konteks sejarah Taiwan dan keberagaman makna budaya bagi seluruh masyarakat.Li Yuan mengemukakan, “Taiwan Culture Base (第一屆百大文化基地)” merupakan salah satu tujuan utama setelah ia menjabat, mengharapkan hasil koordinasi pemerintah-swasta dalam beberapa tahun terakhir ini terintegrasi dan terealisasikan hingga basis budaya dapat disaksikan oleh semua masyarakat.Kementerian Kebudayaan mengatakan, Taiwan Culture Base perdana dengan masa periode selama 2 tahun, tahun ini diadakan pengumpulan dan penyeleksian untuk pertama kalinya, total kandidatnya mencapai 1.026 pemohon, awal penilaian terdapat 205 partisipan yang masuk penyeleksian awal dan pada penyeleksian terakhir terpilih 110 nama pemenang.110 situs budaya terbagi dalam 7 kategori utama yang mencakup perkampungan budaya kreatif dan seni kerajinan, pertunjukan seni budaya, toko buku independen, museum budaya lokal, pengembangan komunitas , situs bersejarah, audiovisual yang tersebar meluas di seluruh Taiwan.Untuk informasi lebih lanjut terkait “Taiwan Culture Base (第一屆百大文化基地)”, silakan kunjungi : https://map.culture.tw/.

Penghargaan “Newman Prize for Chinese Literature” ke-9 Amerika Serikat digelar pada tanggal 28 Maret di Universitas Oklahoma. Atas dukungan dari Akademi Taiwan, Kantor Perwakilan Taiwan di Houston, Ling Yu (零雨) penyair Taiwan periah penghargaan tahun ini secara khusus ke Amerika Serikat untuk menerima kehormatan ini.Dalam pidatonya, Ling Yu dengan tulus menyampaikan, bahwa dalam bentuk puisi, dirinya telah menyaksikan perubahan drastis masyarakat Taiwan selama separuh abad terakhir ini, ia mendorong para penyair perempuan kontemporer untuk memperluas jangkauan dan memasuki dunia, menciptakan kerajaan bagi puisinya sendiri. Ling Yu adalah penyair Taiwan keempat dengan karyanya berhasil meraih penghargaan khusus ini, melanjutkan keberhasilan penyair lainnya diantaranya Yang Mu (楊牧) pada tahun 2013, Chu Tien-wen (朱天文) tahun 2015, Chang Kuei-hsing (朱天文) pada tahun 2023, hal ini memperlihatkan puisi Taiwan memiliki potensi dan keterwakilan dalam dunia literasi Tionghoa. Menyesuaikan dengan penghargaan Newman Prize for Chinese Literature, Universitas Oklahoma juga menggelar Arsip Terjemahan Sastra Tiongkok (Chinese Literature Translation Archive), yang memamerkan dokumen puisi modern Taiwan, dengan menghadirkan kekayaan sejarah puisi dan sastra modern Taiwan yang beragam. Bersamaan dengan itu Universitas Oklahoma juga menggelar forum meja bundar puisi, menghadirkan Direktur Penghargaan Newman Prize for Chinese Literature, Jonathan Stalling, Profesor Fakultas Studi Oriental dan Afrika (School of Oriental and African Studies/SOAS) Universitas London, Cosima Bruno, dan Profesor Nicholas Y. H. Wong (王學權) dari Universitas Hongkong untuk berbagi inovasi dan konotasi budaya dalam bahasa terjemahan.Video siaran langsung “Newman Prize for Chinese Literature” ke-9 tahun 2025Upacara Penyerahan Penghargaan: https://www.youtube.com/live/6XlvSCIS_Bc?si=ugot6K0rrdWhPfDBForum Meja Bundar Puisi: https://www.youtube.com/live/ycsaK7dBfL4?si=JJefjLcLU7kJRX5Y

Kementerian Kebudayaan, Asia Art Archive (AAA) dan Taiwan Contemporary Culture Lab (C-Lab) bergandengan tangan menggelar forum internasional “The Histories and Archives of Independent Art Space of Asia (亞洲獨立藝術空間歷史與檔案)” yang berlangsung pada tanggal 11-13 April 2025.Peserta forum ini berasal dari Taiwan, Korea Selatan, Thailand, Filipina, Singapura, Indonesia, India, Yordania, Inggris, Amerika Serikat dan lainnya, hampir 20 peserta yang berasal dari perwakilan instansi kesenian internasional, kurator, akademisi dan seniman, melalui pengalaman akan ruang seni yang berbeda, menginspirasikan perspektif baru tentang sejarah ruang seni Asia yang independen.Forum ini didasarkan pada program penelitian “Independent Art Space of Taiwan, IAST (臺灣獨立藝術空間檔案)” yang dipromosikan oleh Kementerian Kebudayaan dan Asia Art Archive (AAA) pada tahun 2022 hingga 2025, yang menitikberatkan pada korelasi ruang seni yang independen dan dinamika dalam komunitas serta jaringan ekosistem, lebih lanjut menggarisbawahi rupa keberagaman seni di kancah Asia.Pertemuan forum meliputi 4 ajang presentasi tematik dan 1 pertemuan meja bundar, untuk membahas bagaimana ruang seni independen beroperasi di tengah celah kesenjangan komunitas, dan menjadi ajang eksperimen estetika dan strategi perlawanan.

Kementerian Kebudayaan pada tanggal 18 Maret 2025 mengumumkan ,“Kantor Persiapan Museum Nasional Seni Tainan”resmi menggantungkan papan namanya pada tanggal 25 Maret 2025, dengan Wakil Divisi Pengembangan Seni Kementerian Kebudayaan, Huang Hung-wen (黃宏文) merangkap sebagai Direktur Kantor Persiapan ini, meluncurkan gedung pertama di Taiwan yang didedikasikan untuk pengembangan seni modern dan kontemporer, juga menjadi pekerjaan persiapan untuk museum seni tingkat nasional kedua Taiwan.Menteri Kebudayaan Li Yuan menyampaikan, sejak pemerintah meluncurkan “Rekonstruksi Sejarah Seni Taiwan” tahun 2018, komunitas seni berharap dan menganjurkan pendirian museum seni nasional dengan tema seni modern Taiwan, sehingga dapat lebih berfokus pada penelitian, pengoleksian dan memamerkan karya seniman terdahulu, serta menghadirkan perkembangan sejarah seni Taiwan secara lengkap dan sistematis.Kementerian Kebudayaan mengemukakan, melalui konsultasi dengan seniman, kurator dan akademisi, Museum Seni Nasional Tainan di masa mendatang akan berfokus pada karya seni modern Taiwan pada era tahun 1895 – 1960 an. Kantor Persiapan mengatur tugas persiapan dalam 3 kelompok yaitu kelompok pameran, kelompok penelitian dan koleksi, dan kelompok promosi pendidikan, serta 1 ruang kantor perencanaan dan administrasi.

Pesta pemberian penghargaan sekaligus penutupan dari Osaka Asian Film Festival ke-20 berlangsung pada tanggal 23 Maret 2025, dengan empat bintang utama dalam film Taiwan “Family Matters (我家的事)” yaitu Alexia Kao (高伊玲), Lan Wei-hua (藍葦華), Tseng Jing-hua (曾敬驊), dan Queena Huang (黃珮琪) berhasil meraih penghargaan “Yakushi Pearl Award”. Begitu menerima kabar baik ini, Menteri Kebudayaan Li Yuan (李遠) mengucapkan selamat kepada penerima penghargaan, juga berharap perfilman Taiwan dapat semakin kuat dan besar, membagikan lebih banyak cerita dan kekuatan budaya.“Family Matters (我家的事)” menggambarkan kisah suka duka sebuah keluarga Taiwan, adalah film panjang perdana dari sutradara Pan Ke-yin (潘客印). Alasan berhasil meraih penghargaan adalah, “Keempat bintang yang memerankan keluarga beranggotakan 4 orang ini dalam film ini mengekspresikan emosi kompleks dari setiap anggota keluarga, memberikan kontribusi pada penciptaan karya besar debut film dari sutradara baru.”   Pusat Kebudayaan Taiwan di Jepang di bawah Kementerian Kebudayaaan dan Osaka Asian Film Festival bekerja sama dalam jangka panjang untuk menggelar koleksi khusus Taiwan, mengakar di pasar Jepang dan memupuk pencinta film dari Jepang, berharap dapat lebih banyak mempromosikan film Taiwan untuk pasar Jepang melalui kerja sama dengan festival film internasional.(Sumber foto: Osaka Asian Film Festival)

Taipei Fashion Week AW25 akan berlangsung pada tanggal 27 – 30 Maret 2025, visual utama fashion week periode ini diumumkan pada tanggal 27 Februari, mengadopsi konsep inti “From Life, For Life (時尚・無盡)”, menggandeng desainer dan industri tekstil unggulan dalam negeri untuk bersama-sama mempromosikan siklus fashion berkesinambungan secara menyeluruh, sehingga pelestarian lingkungan tidak hanya menjadi slogan saja, melainkan menjadi sebuah ajang kegiatan yang dapat terus dikembangkan.Kementerian Kebudayaan menyampaikan, kekuatan fashion adalah cerminan dari era zaman, juga merupakan era pelopor ketika krisis lingkungan karena perubahan iklim menjadi isu sehari-hari yang menjadi perhatian global. Industri fashion Taiwan meresponsnya dengan tindakan nyata, berupaya menciptakan percontohan baru untuk pelestarian lingkungan yang kesinambungan. Para perempuan dan laki-laki muda di tengah visual utama fashion week ini, mengenakan busana berkonsep keberlanjutan, dimulai dari berbagai ragam bentuk “lingkaran” dalam kehidupan sehari-hari, yang menggambarkan proses produksi sehelai pakaian pada industri fashion, muncul berbagai bentuk “lingkaran” dari pembuatan pola, papan pemotongan, sketsa, kain perca, cincin bidal, benang jahit, bantalan jarum dan sebagainya, yang melambangkan langkah detail yang penting, masing-masing mengemban tugas untuk mewujudkan sirkulasi berkelanjutan.Informasi lengkap terkait kegiatan, silakan kunjungi situs resmi Taipei Fashion Week (https://www.tpefw.com）

Taipei Fine Arts Museum (TFAM) meluncurkan pameran “Jun T. Lai: A Retrospective (黑潮：賴純純回顧展)”, menyajikan karya-karya seniman Jun T. Lai (賴純純) selama 5 dekade, hasil karya yang diciptakan dalam pemikiran yang berevolusi, menampilkan 2 karya baru yaitu “Kuroshiro (Dark Current/黑潮)” dan “Dark Current, Flowing Light : Infinite Possibilities at the Edge (黑潮流光：邊陲的無限可能)”.Taipei Fine Arts Museum (TFAM) menggelar konferensi pers untuk acara pembukaan “Jun T. Lai: A Retrospective”, Direktur TFAM Liu Te-chien (劉得堅) menyampaikan, dalam berbagai rupa pembuatan karya, mulai dari permukaan bidang diperluas hingga media campuran (mixed media), karya Jun T. Lai selalu mempertahankan kesan santai dan tenang, melalui perspektif warna dan cahaya, bermaksud menyampaikan filosofi pemikiran kreatif tentang kehidupan dan perubahannya.Jun T. Lai lahir di Taipei pada tahun 1953, lulus kuliah pada tahun 1975 dan menciptakan lukisan “Senja Yangming (陽明黃昏)”, di bawah bimbingan dari Liao Chi-chun (廖繼春), ia mendalami seni rupa dan menguasai warna-warna yang dapat diekspresikan, kemudian ia berangkat ke Jepang untuk belajar, membangun konsep dasar penciptaan ruang. Pada tahun 1986, mendirikan Studio of Contemporary Art (SOCA) untuk mempromosikan seni avant-garde. Lalu, ia mengabdikan dirinya pada seni publik dan merintis Taiwan Women’s Association (TWAA) pada tahun 2000 dan setelah tahun 2007, kehidupan dan orientasi kreativitasnya beralih di desa Dulan, Taitung.Pameran “Jun T. Lai: A Retrospective” tengah digelar di TFAM, akan berlangsung sampai 25 Mei 2025.

National Museum of Taiwan History (selanjutnya disingkat dengan NMTH) bekerja sama menggandeng MoonShine Studio meluncurkan karya “Seáhuán (出陣 西仔反)” dalam bentuk realitas virtual (VR) baru, yang mengisahkan kembali adegan-adegan perang Tiongkok-Prancis pada 140 tahun yang lalu. Selain itu, juga meluncurkan trailer film “Seáhuán (出陣 西仔反)” yang dipertontonkan secara gratis di Moondream Reality Immersive Theater di Kota Kaohsiung yang berlangsung mulai sekarang hingga 31 Maret mendatang.NMTH pada tahun lalu mengadakan pameran “the Sino-French War: Recollection of the Seáhuán (清法戰爭：西仔反印象記), yang mengadopsi sudut pandang yang berbeda dari orang Taiwan, tentara Prancis dan orang asing di Taiwan, untuk mengisahkan ulang sejarah perang ini. Pameran khusus ini tidak hanya menggambarkan tantangan penafsiran perang tradisional dari narasumber resmi, tetapi juga berfokus pada memori “rakyat biasa”, berupaya untuk meluruskan rupa sejarah yang beragam.Karya realitas virtual kali ini mengadopsi perspektif orang Taiwan, juga merupakan perpaduan antara memori sejarah lokal dan elemen budaya. Berdasarkan dari koleksi seluruh buku dan manuskrip peta yang dimiliki oleh NMTH, menjajaki reruntuhan rekam jejak medan peperangan di Keelung dan Tamshui, menghasilkan kembali perang pada masa tersebut dan proses perseteruan antar kedua pasukan.Direktur Divisi Penelitian NMTH, Chen I-hung (陳怡宏) menyampaikan, karya VR kali ini mengintegrasikan penelitian koleksi dan keterlibatan lokal, melalui inovasi teknologi diharapkan dari perspektif lokal pengunjung, dapat memahami “Taiwan dalam sejarah dunia”, mendalami keterkaitan yang dirasakan dengan sejarah Taiwan, agar di era teknologi digital, memori sejarah dapat terus diwariskan.Informasi lebih lanjut dapat kunjungi situs resmi National Museum of Taiwan History (https://www.nmth.gov.tw/)

Akademi Taiwan Kementerian Kebudayaan dari Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei di Los Angeles bekerja sama dengan American Literary Translators Association (ALTA) menggelar program bimbingan penerjemah baru 2025 dan mengumumkan Lya Shaffer yang saat ini menetap di Seattle, terpilih sebagai penerjemah program kali ini. Lya Shaffer akan dibimbing secara profesional oleh Lin King (金翎) selama 9 bulan, untuk menerjemahkan karya penulis Chang Chuan-fen (張娟芬) yaitu buku “Liumang Wang Xin-fu (流氓王信福)”.Penerjemah Lya Shaffer yang terpilih, sebelumnya mengeluti studi analisa ekonomi, hubungan internasional dan desain interior, kemudian bekerja di perusahaan desain internasional Taipei sebagai penerjemah, mengeluti pekerjaan menerjemahkan sastra karena kecintaannya terhadap puisi Taiwan. Lya Shaffer bertemu dengan penulis buku “Liumang Wang Xin-fu (流氓王信福)”, Chang Chuan-fen (張娟芬) dalam sebuah loka karya penerjemahan sastra Taiwan pada tahun 2023. Ia mengagumi pandangan mikroskopik dari penulis Chang Chuan-fen (張娟芬) tentang ketidakadilan dalam hukum yang dialami rakyat biasa, dan pandangan makroskopik yang menyajikan era modern dan latar belakang sosial, beranggapan karya ini sangat bernilai untuk diterjemahkan agar dapat dinikmati oleh pembaca di seluruh dunia.Lin King pernah memperoleh gelar penulis baru terbaik untuk novel pendek PEN Amerika, pernah menerjemahkan karya “The Boy from Clearwater (來自清水的孩子)” dan “Taiwan Travelogue (臺灣漫遊錄)”, di antaranya karya “Taiwan Travelogue (臺灣漫遊錄)” berhasil memenangkan penghargaan National Book Awards untuk sastra terjemahan pada tahun lalu.Akademi Taiwan Kementerian Kebudayaan dari Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei di Los Angeles menyampaikan, program bimbingan penerjemah baru tahun ini akan mempublikasikan hasil terjemahan dalam pertemuan annual musim gugur ALTA tahun 2025, serta melakukan pertukaran lintas bahasa dan budaya dengan para penerjemah, berharap dapat bersama-sama menyebarluaskan konten dari penulis Taiwan ke seluruh penjuru dunia.

National Taiwan Crafts Research and Development Institute (NTCRI) menggelar pameran “Wood Carving form the Heart – Chi Tsun Chen’s Wood Carving Art Exhibition (承心啓藝—陳啓村木雕藝術特展)”, di National Taiwan Craft Research and Development Institute (NTCRI) cabang Taipei Branch mulai sekarang, yang menyajikan pencapaian gemilang dari peraih National Crafts Achievement Award ke-14, seniman Chi-tsun Chen (陳啓村) yang mendalami seni ukiran.Wakil Menteri Kebudayaan Sue Wang (王時思) saat menggelar konferensi pers pada tanggal 22 Februari 2025 menyampaikan, karya seni Chi-tsun Chen (陳啓村) tidak sekedar mewariskan tradisi, juga berpotensi menciptakan masa depan prospektif. Selain ukiran kayu yang rapi dan indah, secara proaktif menghubungkan kelompok seni kerajinan Taiwan, berkontribusi tanpa pamrih demi kerajinan Taiwan serta berkomitmen mempromosikan perkembangan kerajinan Taiwan.Dalam sambutan Chi-tsun Chen (陳啓村) menyampaikan, dengan setulus hati berterima kasih kepada NTCRI yang sepenuhnya merencanakan pameran ini, serta terima kasih sebesar-besarnya kepada Kementerian Kebudayaan yang mendukung seni kerajinan Taiwan dalam masa jangka panjang. Ia mengingat kembali, saat ia menjabat sebagai pimpinan Taiwan Association of Crafts (臺灣工藝聯盟) dalam masa jangka panjang, mendapat bantuan dari berbagai kalangan dan asosiasi, yang membuatnya berani menghadapi tantangan, berharap pameran kali ini dapat memberikan wawasan baru dan manfaat bagi semua orang.National Taiwan Crafts Research and Development Institute (NTCRI) menyampaikan, pameran kali ini menyajikan 66 karya unggulan, dikemas dalam 4 area utama yang terbagi atas: “The Beginning of Apprenticeship (承‧習藝的開端)”, “Accumulating Artistic Knowledge (心‧藝念的積累)”, “Observing the Contemporary (心‧藝念的積累)” dan “A Symphony of Diversity (藝‧多元的交響)”. Pameran ini yang menggambarkan perjalanan seniman Chi-tsun Chen dalam proses terobosan dan kreativitas di bidang seni ukiran kayu tradisional dengan semangat berkarya yang luar biasa.Informasi terkait pameran, silakan kunjung situs resmi NTCRI (www.ntcri.gov.tw) atau facebook (facebook.com/ntcrintcri).

Untuk merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari, Kementerian Kebudayaan menggelar “Festival Budaya dan Bahasa Nasional – Hari Bahasa Ibu Internasional 2025” pada tanggal 15 – 16 Februari 2025 di Taiwan Contemporary Culture Lab in Taipei dengan mengumpulkan 62 kegiatan film, opera, musik dan pasar buku inovasi serta lainnya, yang menghadirkan vitalitas bahasa ibu di Taiwan.Menteri Kebudayaan Li Yuan (李遠) menyampaikan bahwa Taiwan menggunakan bahasa Jepang untuk komunikasi selama masa koloni Jepang, setelah pemerintah Kuomintang datang ke Taiwan dengan kebijakan “Bahasa Nasional” yaitu bahasa yang sebelumnya sempat ditindas menjadi bahasa nasional hingga sekarang ini, membuktikan segala upaya Taiwan adalah untuk bergerak maju.Li Yuan (李遠) secara khusus berbagi keikutsertaannya dalam penayangan perdana film animasi berbahasa Taigi “Jhugeshiro: The Demon Society (諸葛四郎－大戰魔鬼黨)”, ia mendapati bahwa anak-anak yang menonton, bisa mengerti bahasa yang digunakan; banyak toko buku independen dalam pasar buku inovasi yang menerbitkan buku dan buku bergambar dalam berbagai bahasa yang berbeda, semua orang mulai saling menghormati bahasa ibu masing-masing, ini merupakan sebuah kemajuan besar. Wakil Menteri Pendidikan Lin Teng-jiao (林騰蛟) mengungkit, bahasa ibu secara resmi dimasukkan dalam kurikulum Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas sejak tahun 2022, juga sudah ada 300 lebih Taman Kanak-Kanak yang mengadopsi bahasa ibu dalam lingkungan belajarnya.Wakil Ketua Komite Dewan Penduduk Adat Calivat‧Gadu (曾智勇) mengatakan, bahasa suku penduduk adat sekarang ini menjadi bahasa nasional, tetapi di antaranya ada 4 – 5 suku penduduk adat yang hanya tersisa kurang dari 1.000 orang pengguna. Komite Dewan Penduduk Adat akan terus berupaya keras untuk mempromosikan pengembangan bahasa sendiri, “menjadikannya sebagai bahasa yang digunakan setiap hari.”Situs Festival Bahasa Nasional: https://www.2025twml-festival.com.tw/

Pameran buku 2025 Taipei International Book Exhibition (TiBE) yang digelar oleh Kementerian Kebudayaan selama 6 hari diakhiri dengan acara penutupan pada tanggal 9 Februari 2025. Kementerian Kebudayaan menyampaikan, pameran ini diikuti 504 partisipan yang terdiri dari penerbit dalam dan luar negeri dari 29 negara, serta menarik 570.000 pengunjung.Kementerian Kebudayaan menyampaikan, selama pameran total ada 1.268 penulis dalam dan luar negeri yang ikut berpartisipasi, dengan mengadakan 1.126 kegiatan promosi, 11 forum penerbitan profesional yang dihadiri 896 pakar internasional.Menteri Kebudayaan Li Yuan (李遠) menyampaikan, selama pameran ia mengamati banyak hal yang mengharukan, termasuk penerbit dari berbagai penjuru dunia menghadiri pameran TiBE, berkumpul bersama dan saling mengenal. Selain menjalani transaksi perdagangan hak cipta, juga mencari berbagai kesempatan kerja sama, “menjadikan Taipei International Book Exhibition (TiBE) sebagai platform bagi penerbit dan penulis dunia. Ini adalah impian yang paling diharapkan untuk kami gapai.”Chairperson Taipei Book Fair Foundation Isabella Wu Yun-yi(吳韻儀) menyampaikan, pencapaian lainnya yakni pembaca buku elektronik pada tahun ini juga sangat bagus, sedangkan transaksi hak cipta mencatat 2.031 kali dan jumlah kehadiran pakar internasional juga mencatat rekor.Dalam acara penutupan, Menteri Kebudayaan Li Yuan (李遠) juga mengumumkan negara tema untuk pameran tahun depan adalah Thailand. Beliau mengatakan, beberapa tahun terakhir ini, pertukaran bidang penerbitan dan audiovisual antara Taiwan dan Thailand terjalin dengan akrab, diyakini tahun depan dengan tema Thailand akan menjadi topik yang menarik. Vice President dari Publishers and Booksellers Association of Thailand (PUBAT), Duangporn Sudhisomboon menyampaikan, pihaknya sangat bangga terpilih sebagai negara tematik, ini juga menunjukkan pengakuan Taiwan terhadap budaya dan literasi Thailand, tahun depan Thailand akan membawa lebih banyak karya sastra dan ilustrasi, bahkan melalui beragam bentuk digital untuk dibagikan kepada para pengunjung. 

Acara penyerahan penghargaan Festival Film Pendek Clermont-Ferrand Internasional ke-47 (Festival international du court métrage de Clermont-Ferrand) digelar pada tanggal 9 Februari 2025 waktu Taiwan, untuk kategori kompetisi internasional, karya baru “Tayal Forest Club (男孩奇幻夜)” yang mendapat arahan dari sutradara Taiwan, Laha Mebow (陳潔瑤) berhasil memenangkan peringkat 3 utama “Penghargaan Khusus Juri (Mention spéciale du jury)”.Sutradara Laha Mebow (陳潔瑤) dalam karya film “GAGA (哈勇家)” mendapat gelar penghargaan kategori sutradara terbaik dalam Penghargaan Kuda Emas (Golden Horse Awards, GHA) ke-59 tahun 2022, dinobatkan sebagai sutradara wanita penduduk asli Taiwan yang pertama mendapat penghargaan. Karya yang berorientasi pada pengakuan jati diri penduduk asli, budaya penduduk asli dan kelanjutan adat istiadat serta konflik tradisi yang terjadi di antara perkotaan dan perkampungan. Dalam festival film tersebut, ada 8 ajang penayangan film “Tayal Forest Club (男孩奇幻夜)”, pada tanggal 3 Februari 2025, setelah pemutaran film dilanjutkan dengan seminar diskusi, Laha Mebow (陳潔瑤) berbagi metode pembuatan film pendek pertamanya dengan para hadirin. Laha Mebow (陳潔瑤) adalah seorang kameraman yang amatir, ia menampilkan apa yang dirasakan oleh putra-putra di perkampungan secara alami, melalui tangkapan lensa mempertunjukkan perubahan halus yang terjadi di hutan Yilan dan iklim di dataran tinggi, memberikan kesan yang mendalam bagi penonton.Sutradara Taiwan baru, Wu Hung-yi (巫虹儀) dengan karya film “The Fishbowl Girl (金魚缸小姐)” juga masuk nominasi dalam kategori kompetisi internasional, sedangkan film “The eye and I (自監體)” yang merupakan hasil kolaborasi antara sutradara Taiwan Huang Hsin-chien (黃心健) dan komponis Prancis, Jean-Michel Jarre terpilih dan masuk nominasi untuk kategori XR Panorama.Festival Film Pendek Clermont-Ferrand Internasional yang dirintis pada tahun 1979, telah menjadi festival film pendek berskala terbesar dan nomor satu dunia, juga dijuluki sebagai “Penghargaan Film Pendek Oscar”.Informasi lebih lengkap terkait daftar nama pemenang penghargaan, silakan kunjungi website: https://www.lecourt-clermont.org/palmares/

Buku bergambar “Perhaps Tree Remember (樹可能記得)” versi Bahasa Mandarin dan Bahasa Taigi yang diterbitkan oleh National Museum of Taiwan Literature (NMTL), terpilih dalam “2025 Bologna Children’s Book Fair: Illustrators Exhibition”, prestasi ini kembali membawa sastra Taiwan bersinar di atas panggung internasional! Pada tahun 2024, National Museum of Taiwan Literature (NMTL) mengundang ilustrator Ballboss untuk berkreasi, dengan mengadopsi tema proses pelestarian “area khusus pelestarian pemukiman Qidong Street (齊東街聚落風貌保存專用區)” sebagai pangkalan literasi Taiwan, dengan mengumpulkan cerita komunitas sosial dan karya teks bergambar, kemudian Desember pada tahun yang sama meluncurkan buku bergambar “Perhaps Tree Remember” dalam dwi bahasa yakni versi Bahasa Mandarin dan Bahasa Taigi yang merekam budaya lokal dan memori sejarah tentang Taiwan.Ilustrator Ballboss mendapat gelar master bidang ilustrasi di Kingston University London, berprofesi sebagai ilustrator, sutradara teater, dan kurator interdisipliner. Selama 2 tahun berturut-turut yakni pada tahun 2016 dan 2017, terpilih menjadi bintang dalam ajang tahunan “Cultural and Creative Award”, ia juga sempat terpilih dan berpartisipasi sebanyak 2 kali untuk “Bologna Ilustration Exhibition” pada tahun 2019 dan 2022.Bologna Children’s Book Fair: Illustrators Exhibition yang dibentuk pada tahun 1967, setiap tahun menarik ilustrator unggulan dunia untuk ikut berkompetisi, ini merupakan indikator tren global untuk buku anak-anak dan buku bergambar. Tahun ini terdapat sebanyak 21.870 karya dari 4.374 ilustrator yang berasal dari 89 negara ikut berkompetisi, terakhir akan memilih 76 kelompok karya.Daftar Karya Terpilih dalam 2025 Bologna Children’s Book Fair:https://reurl.cc/ge1AdR(Sumber foto: Ballboss)

Acara Penghargaan Manga Internasional Jepang ke-18 yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang, pada tanggal 17 Januari mengumumkan nama-nama pemenang. Komikus Taiwan, Zuo Hsuan (左萱) dengan karya yang bertajuk “The Banana Sprout” edisi ke-2 berhasil meraih medali perak (Excellence Awards). Setelah mendengar informasi ini, Direktur Pusat Kebudayaan Taiwan di Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei di Tokyo, Tseng Chien-lung (曾鈐龍), secara khusus mewakili Menteri Kebudayaan Li Yuan memberikan ucapan selamat kepada komikus pemenang.Acara Penghargaan Manga Internasional Jepang memasuki sesi ke-18 kalinya yang digelar pada tahun kemarin, terdapat sebanyak 716 karya dari 95 negara dan kawasan ikut serta dalam kompetisi penghargaan ini, angka ini mencatat jumlah partisipan terbanyak. Acara penghargaan ini menyeleksi 15 karya terbaik yang terbagi atas 1 medali emas (Grand Prize), 3 medali perak (Excellence Awards) dan 11 medali perunggu (juara harapan) dan acara penyerahan penghargaan dijadwalkan berlangsung pada bulan Maret tahun ini.Karya bertajuk “The Banana Sprout” yang berlatar belakang Taihoku College (sekarang National Taiwan Normal University), menggambarkan kehidupan pelajar di sekolah dan rupa generasi muda di masa kolonial Jepang. Komik yang diterbitkan oleh Gaea Books, salah satu penerbit komik terkemuka di Taiwan, selama beberapa tahun berturut-turut, buku-buku yang diterbitkan mendapat pengakuan dalam Acara Penghargaan Manga Internasional Jepang.Menteri Kebudayaan Li Yuan mengatakan, pada era kunci 10 tahun, dari tahun 2018 hingga 2027 menjadi “era baru komik Taiwan”, melalui kebijakan pendukung dan suntikan investasi, berlanjut meningkatkan lingkungan untuk berkreasi dan membangun ekologi industri yang sehat. Komikus Taiwan berturut-turut mendapat penghargaan internasional selama bertahun-tahun, ini membuktikan komik Taiwan berpotensi untuk bersinar di pasar internasional.

Pameran Buku Internasional Taipei 2025 (Taipei International Book Exhibition, TiBE) akan berlangsung pada tanggal 4 Februari 2025. Sorotan yang paling besar untuk pameran kali ini adalah dialog antara penulis ternama Jepang, Banana Yoshimoto dengan pembawa acara Taiwan Kevin Tsai (蔡康永), komikus terkenal internasional Zhu De-yong (朱德庸) juga akan menggelar peluncuran buku barunya dalam pameran buku ini.Pameran Buku tahun ini bertema “Follow Your Fancy in Reading (閱讀異世界)” dengan Italia sebagai negara utama tema. Direktur Divisi Humaniora dan Publikasi Kementerian Kebudayaan Yang Ting-cheng (楊婷媜) menyampaikan, pameran buku kali ini terdapat 8 paviliun tematik seperti buku kanak-kanak, pelatihan digital, novel dan komik, buku sastra, buku bahasa asing, buku internasional, buku gabungan, dan buku baca publik, berharap masyarakat bisa menikmati aktivitas gemar membaca. CEO Yayasan Pameran Buku Taipei Wang Hsiu-yin (王秀銀) menyampaikan, dalam pameran buku tahun ini mengumpulkan penulis-penulis ternama, selain penulis dalam negeri Kevin Tsai (蔡康永), Zhu De-yong (朱德庸), juga ada Chang Ta-chun (張大春), Hsieh Che-ching (謝哲青), Wu Ruo-chuan (吳若權), Chang Hsi (張西), dan lainnya.Wang Hsiu-yin (王秀銀) mengemukakan, setiap tahunnya pameran buku membuka pendaftaran bagi pengajar dan siswa sekolah, tahun ini sudah ada 5.007 orang siswa dan pengajar dari 169 sekolah yang mendaftarkan diri, di antaranya ada juga 127 organisasi umum dan 42 kelompok subsidi perdesaan. Selain itu, Yang Shuang-zi (楊双子) dan penerjemah Lin King (金翎) yang meraih penghargaan Buku Nasional Amerika Serikat (National Book Awards) pada tahun kemarin, juga akan menggelar dialog “Penerjemahan Adalah Perjalanan Karya Asli – Catatan dari Sebuah Pengembaraan Taiwan – Taiwan Travelogue (翻譯是原作的旅行－從臺灣漫遊錄到Taiwan Travelogue)” pada hari pembukaan pameran.Pameran Buku Internasional Taipei 2025 (TiBE) akan berlangsung di Taipei World Trade Center (TWTC) Hall 1 pada tanggal 4 – 9 Februari 2025, untuk informasi kegiatan pameran lebih lengkap, silakan mengunjungi situs resmi TiBE:https://www.tibe.org.tw/

Berlanjut menanggapi negara-negara sasaran Kebijakan Baru Menuju Arah Selatan, dan memperdalam kinerja hubungan pertukaran kebudayaan 2 arah yakni Taiwan-Malaysia, Taiwan-Thailand, maka mulai sekarang website resmi Kementerian Kebudayaan berbahasa asing dalam versi bahasa Malaysia dan Thailand telah diluncurkan, yang bertujuan agar semakin banyak sahabat dari negara sasaran Kebijakan Baru Menuju Arah Selatan bisa mengikuti dan memantau dinamika seni budaya Taiwan dengan cepat.Selain menyajikan makna kebijakan penting yang dicanangkan oleh Kementerian Kebudayaan dan lembaga afiliasinya, website versi bahasa Malaysia dan Thailand juga memperkenalkan informasi seni budaya Taiwan yang relevan, dan mengintegrasikan pertukaran budaya kongkrit hasil kerja sama antara pusat kebudayaan dari Kementerian Kebudayaan di 2 negara yakni Malaysia dan Thailand dengan wilayah terkait di Asia Tenggara, yang merupakan kanal pertukaran bagi komunitas Asia Tenggara untuk mendapatkan akses berinteraksi dengan budaya, sejarah, berbagai aspek sosial Taiwan, berharap mengaktifkan pembinaan hubungan lebih lanjut.2 website bahasa asing versi bahasa Malaysia dan Thailand juga mengikuti strategi promosi, saat bersamaan menafsirkan tema yang berpegang pada semangat “Budaya Taiwan”, melalui kolom khusus yang memperkenalkan konten yang beragam mulai dari pengenalan terhadap maha guru seniman Taiwan, tokoh terkemuka, tokoh budaya kontemporer dan ruang seni budaya, yang dapat dikatakan menjadi jendela budaya Taiwan lengkap yang mendapat sorotan.Kementerian Kebudayaan mengatakan, sejak tahun 2013 secara berturut-turut membangun dan memperbaharui website versi bahasa asing yang berlainan disesuaikan dengan hasil pertukaran yang meliputi bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Prancis, bahasa Spanyol dan bahasa Indonesia, kini ditambah dengan versi bahasa baru yakni bahasa Malaysia dan bahasa Thailand, total ada 7 bahasa. Kementerian Kebudayaan akan berlanjut berkomitmen untuk menyediakan versi bahasa yang berbeda untuk mengakses keberagaman budaya, tren humanistik dan karakteristik seni Taiwan kepada kelompok komunitas dunia yang berbeda, dengan menciptakan panggung dunia Taiwan agar dunia bisa semakin mengenal Taiwan.Website versi bahasa Malaysia: https://www.moc.gov.tw/myWebsite versi bahasa Thailand : https://www.moc.gov.tw/th

Pada tanggal 18 November 2024, National Human Rights Museum (NHRM) mengumumkan tajuk dan nama-nama seniman yang terlibat dalam festival “Green Island Biennial 2025” bertemakan “Duration of 149 Sea Miles: The Struggle of Memory against Forgetting (一四九海浬的時間：抵抗遺忘”, membawa hadirin kilas balik dan menelusuri jalan hidup korban insiden teror putih.“Green Island Biennial 2025” akan berlangsung pada Mei tahun 2025, merupakan hasil kurasi bersama antara Nobuo Takamori, Chang Wen-hao (張文豪), dan Tseng Che-wei (曾哲偉). Festival seni kali ini turut mengundang 23 seniman baik dalam maupun luar negeri, diantaranya 7 tim seniman internasional, menampilkan seni lintas batas beragam media dan bentuk seperti seni video, lukisan, instalasi spasial, arsip dokumen dan lainnya.Green Island Biennial kali ini juga mendapat undangan berpartisipasi dalam “Jeju Biennale 2024 (2024年濟州雙年展)”, di antaranya ada 5 seniman yaitu Liu Yun-yi (劉芸怡), Lin Shu-kai (林書楷), Wang Te-yu (王德瑜), Au Sow-yee (區秀詒), and Tao Ya-lun (陶亞倫) yang mewakili dan hadir dalam pertukaran internasional. Jeju Biennale 2024 yang menyajikan program pertukaran seni berlangsung pada tanggal 26 November 2024 hingga 16 Februari 2025.Dalam sambutannya, Direktur NHRM Hung Shih-fang (洪世芳) menyampaikan, agar kreator semakin mendalami konteks sejarah masa lalu, untuk itu akan memperpanjang periode festival seni menjadi dua tahun, saat bersamaan juga mengundang orang tua dan keluarga korban ikut berpartisipasi, memberikan dukungan latar belakang yang lebih mendalam untuk para seniman.

Acara “Residency Artist : Final Presentation and Talk” yang digelar National Taiwan Museum of Fine Arts (NTMoFA) pada tanggal 17 November 2024 yang menghadirkan seniman residensi Aurélien Lepetit, sekaligus mengumumkan “Program Penyeleksian Seniman Residensi Internasional” akan resmi diaktifkan pada tahun 2025.Untuk mempromosikan pertukaran internasional dan memperdalam penelitian koleksi, tahun ini NTMoFA bersama Kantor Perwakilan Prancis di Taipei menggandeng National Chung Hsing Unisersity untuk mengadakan program residensi seniman “VILLA FORMOSE”, menyambut Aurélien Lepetit sebagai seniman residensi pertama. Di tengah presentasi, Aurélien Lepetit menyampaikan penelitian koleksi NTMoFA selama masa residensinya, dan dikombinasikan dengan penelitian dan eksperimen produk tekstil lokal Taiwan, melalui penyajian hasil tahapan yang ditampilkan dalam bentuk “kumpulan gambar visual”. Kreativitasnya yang menggali budaya queer, feminisme dan lainnya, serta mengintegrasikan beberapa konsep perkembangan teknologi baru seperti mekanika quantum, processing komputer, grafik matematika, analisa data emosional dan lainnya. Direktur NTMoFA Chen Kuang-yi(陳貺怡) mengatakan, tahun depan pihaknya selain akan berlanjut mempromosikan program residensi “VILLA FORMOSE”, juga akan mengaktifkan “Program Penyeleksian Seniman Residensi Internasional”, mengundang seniman internasional, kurator, dewan juri dan sejarawan seni ikut andil dalam penelitian sejarah seni Taiwan, dan mempresentasikan tulisan, kurasi dan kreasi yang relevan setelah penelitian berakhir.

Penghargaan Buku Nasional Amerika Serikat (National Book Awards) yang menjadi simbol kehormatan tertinggi kesusasteraam Amerika Serikat menyelenggarakan upacara penyerahan penghargaan pada tanggal 20 November 2024, dengan buku “Taiwan Travelogue (臺灣漫遊錄)” karya dari penulis Taiwan Yang Shuang-zi (楊双子), diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Lin King (金翎). Buku terjemahan ini berhasil meraih penghargaan tertinggi kategori Sastra Terjemahan, juga untuk pertama kalinya, karya sastra Taiwan mendapat kehormatan ini.Yang Shuang-zi dalam pidatonya mengemukakan, Taiwan selalu menghadapi tekanan kuat dari negara adidaya, dan bersamaan dengan waktu itu, pengakuan identitas nasional, identitas etnis dari warga dalam negeri Taiwan juga cukup rumit. Penulisan buku ini adalah untuk menjawab siapa sebenarnya orang Taiwan; bukunya tentang masa lalu untuk masa depan Taiwan.Sementara Lin King (金翎) yang lahir di Amerika Serikat dan dibesarkan di Taiwan menjelaskan, terjemahan buku “Taiwan Travelogue (臺灣漫遊錄)” ke dalam bahasa Inggris adalah karya sastra terjemahan yang mengeksplorasi hakikat sastra terjemahan, berharap dapat mendorong terjemahan bahasa Inggris dapat lebih memerhatikan ekspresi makna dan semangat dari buku bahasa asli, dan bukan kisah cerita “westernisasi”. Kementerian Kebudayaan menyampaikan, “Taiwan Travelogue” pertama kali diterbitkan oleh SpringHill Publishing pada 2020, meraih Penghargaan Golden Tripod untuk kategori buku sastra bergambar pada 2021. Mendapat dukungan dari program penghargaan penerjemahan dan penerbitan dari Kementerian Kebudayaan, maka buku versi terjemahan bahasa Inggris diterbitkan oleh Graywolf Press di Amerika Serikat pada November tahun ini.