Kementerian Kebudayaan mengumumkan daftar nama pemenang penghargaan budaya nasional Yuan Eksekutif (National Cultural Award) ke-43 pada tanggal 22 April 2024, menobatkan 3 maha guru yang mendapat anugerah kehormatan ini diantaranya Fu Chao-ching (傅朝卿), Luan I-jong (阮義忠) dan Lin Heng-tai (林亨泰). Menteri Kebudayaan Shih Che sendiri menghubungi para pemenang penghargaan ini, memberikan ucapan selamat kepada pihak keluarga. Shih Che menyampaikan bahwa, ketiga dari mereka dalam bidang masing-masing memiliki kontribusi yang luar biasa, baik upaya dan prestasi mereka tidak hanya memperkaya budaya kehidupan Taiwan, akan tetapi juga meningkatkan visibilitas Taiwan dalam kancah internasional.
Fu Chao-ching (傅朝卿), lahir di kota bersejarah Tainan pada tahun 1957, selama bertahun-tahun tugas yang dilakukan adalah mempromosikan, melestarikan dan meneliti sejarah dan aset budaya bangunan Taiwan. Beliau pernah membawa Kementerian Kebudayaan serta pengajar dan mahasiswa National Cheng Kung University untuk menghadiri sidang “Dewan Monumen dan Situs Internasional (International Council on Monuments and Sites, ICOMOS) UNESCO untuk mempresentasikan makalah, memperkenalkan hasil pelestarian aset budaya Taiwan. Beliau adalah cendekiawan Taiwan pertama yang memberikan paparan setelah Perang Dunia II.
Luan I-jong (阮義忠) lahir di Toucheng, Yilan pada tahun 1950. ia memandu pandangan mata masyarakat Taiwan, melalui lensa kameranya menangkap dan mempelajari nilai peradaban lokal di Taiwan selama jangka panjang sejak tahun 1970-an. Sebagian besar karya fotografi berorientasi pada dokumentasi humanistik dan pernah menggelar pameran di Prancis, Amerika Serikat, Meksiko, Lituania, Swiss dan lainnya. Karyanya juga mendapat pengakuan dan dikoleksi beberapa institusi terkemuka seperti Museum Seni Modern Paris (Musée d'Art Moderne de la Ville de Paris).
Penulis Lin Heng-tai (林亨泰) lahir pada tahun 1924 dan tutup usia pada tanggal 23 September 2023. Sejak masa kependudukan Jepang hingga pasca perang Dunia II, menghadapi masa-masa sulit transformasi penggunaan bahasa sehingga beliau mendapat julukan sebagai penyair “generasi transligual”. Ia mengabdikan sepanjang masa hidupnya menulis puisi yang “generatif” dan “lokalisasi”, yang berperan penting untuk perkembangan puisi baru Taiwan setelah Perang Dunia II. Beberapa karya sastranya termasuk “Construction of Modernism(現代主義)” yang menghubungkan “desa”, “lokal” dan “kesadaran Taiwan”, menjadi acuan perkembangan puisi baru di Taiwan.