Skip to main content

The Red House Ximending, Taipei

  • Tanggal:2022-12-27
The Red House Ximending, Taipei

The Red House (Gedung Merah) Ximending yang selesai dibangun pada tahun 1908 hingga sekarang telah berusia lebih dari seabad adalah salah satu pasar umum yang paling awal dibangun oleh pemerintah di Taiwan. Dari peninggalan kuno yang ada di seluruh pulau Taiwan saat ini, bangunan ini merupakan gedung pasar tua yang masih utuh terpelihara. Bangunan ini telah dipermandikan dengan budaya Jepang, Shanghai, Barat dan lainnya pada masa kolonial Jepang. Pada awalnya difungsikan sebagai pasar umum dalam kehidupan masyarakat biasa, tempat berkumpulnya berbagai industri budaya dari Daratan Tiongkok pada era tahun 1940 – 1950 an, menjadi jendela yang menyerap pemikiran peradaban barat dan wadah peleburan berbagai budaya, bisnis dan sejarah pada era tahun 1960 an. Gedung Merah yang berusia 100 tahun ini selalu menghadirkan citra terdepan, modern, baru dan keragaman yang berlimpah.

 

Awal berdirinya Gedung Merah Ximending pada tahun 1896 merupakan pasar kayu sederhana yang ditempatkan di luar pintu gerbang Ximen, kemudian Gedung Merah yang berbentuk oktagon dan tanda salib resmi dibangun pada tahun 1908, pada masa tersebut tempat ini disebut “Pasar Jalan XinQi” yang memberikan pelayanan bagi masyarakat kota di sekitar Ximen. Bangunan yang dirancang oleh Kondo Juro, seorang staf bagian teknik sipil Kantor Gubernur – Jenderal Taiwan sekaligus arsitek Jepang yang mahir dalam arsitektur gaya barat. Ia mengadopsi bentuk “Oktagonal” menjadi pintu masuk pasar, bentuk “Salib” menjadi gedung utama, gedung oktagon yang selesai dibangun juga disebut sebagai “Gedung Ba Gua”. Perpaduan bentuk tanda salib dan ba gua yang unik, menurut legenda setempat bangunan ini bermakna sebagai doa penangkal kejahatan. Sebutan Red House (Gedung Merah) baru dipakai dalam beberapa tahun terakhir ini, sebelumnya disebut “Pasar Oktagon”. Tembok luar gedung oktagon menggunakan batu bata merah, lantai bertulang beton, tetapi bagian atap ditopang dengan baja seperti kerangka payung yang berkarakteristik unik. Hingga saat ini gedung Oktagon dan Salib ditambahkan alun-alun pada sisi selatan dan utara yang sangat berdekatan dan warga menyebutnya dengan “Red House Ximending”.       

 

Sejak Partai Kuomintang (KMT) datang ke Taiwan, gedung ini ditransformasi menjadi tempat pertunjukan seni yang beragam, seperti Opera Huyuan Beijing, Teater Red House (紅樓書場), drama pelipur lara bagi para imigran Daratan Tiongkok. Nama “Teater Huyuan” telah berkali-kali diganti, dari “Ruang Teh Huyuan”, “Teater Publik” hingga “Teater Gedung Merah” (Red House Theater) dan dikarenakan arus tren bioskop pada tahun 1963, Red House Ximending juga ikut mengantikan namanya menjadi “Bioskop Gedung Merah”. Pada masa itu sangat populer dengan tren pemikiran barat, banyak film silat hitam putih, film-film barat second-run, film drama berkostum Tiongkok kuno dan lainnya menjadi film-film yang ditayangkan di Bioskop Gedung Merah. Seiring dengan munculnya bioskop-bioskop baru di sekitarnya, karena bangunan yang sudah tua dan rusak serta proyektor pemutaran film yang kuno sehingga tidak dapat melawan zaman, sehingga Bioskop Gedung Merah hanya menjadi bioskop kecil yang memutarkan film-film erotis. Bersamaan dengan waktu itu, karena pembangunan perkotaan bergeser ke kawasan timur sehingga membuat toko-toko di sekitarnya satu per satu tutup usaha dan seluruh kawasan ini terpuruk secara bertahap.

 

Cendikiawan dan pelaku kesenian digital tidak beranggapan bahwa Red House semakin lama semakin bobrok, demi keberlangsungan hidup Red House maka mempromosikan pameran “Impian di Bilik Merah – Cinta akan Ximen” pada tahun 1994, menyajikan bermacam-macam pertunjukan diantaranya Kuaibanshu (bentuk pertunjukan mendongeng lisan yang populer di Tiongkok utara. Pendongeng menggoyangkan satu set papan bambu untuk menghasilkan ketukan sebagai suara musik pengiring), teater kecil, pertunjukan lagu rakyat, Nakasi ala Hokkien (musik tradisional populer dari Jepang dan Taiwan, yang paling stereotip berkaitan dengan unsur-unsur budaya kelas pekerja seperti kedai teh tua dan bar), tim seni tari campuran dan lainnya. Tiga tahun setelahnya, pemerintah kota menetapkan Red House Ximen sebagai Situs Sejarah Kelas III, pada tahun yang sama Bioskop Red House tutup usaha, disusul dengan perencanaan restorasi menjadikan gedung ini sebagai “Museum Film”. Terjadinya sebuah kebakaran besar pada tahun 2000 membuat bangunan dan area sekitar pasar Ximen mengalami kerusakan serius, Yayasan Paper Windmill memanggul tanggung jawab untuk restorasi situs bersejarah “Teater Red House”.

 

Yayasan Kebudayaan Taipei (Taipei Culture Foundation) mengambil alih Red House Ximen pada tahun 2007 dan mulai menggunakan gedung ini sebagai wadah untuk mempromosikan pasar kreatif, merancang wisata museum, merekrut dan menempatkan para pekerja budaya kreatif, membuka platform untuk pagelaran musik dan lainnya, menjadikan Red House Ximen sebagai tempat pertunjukan seni budaya yang ikonis. Satu tahun setelahnya, Red House yang genap berusia 100 tahun mendapat penghargaan Revitalisasi Situs Bersejarah Lanskap Perkotaan Kota Taipei ke-7. Selanjutnya bekerja sama dengan Taman Kreatif dan Budaya Songshan mempromosikan “Pasar Seni dan Kerajinan Tangan” (Goodsmarket for Art and Craft) yang menyediakan platform pengembangan untuk budayawan kreatif yang berbeda dengan menggelar kegiatan lintas museum dan wilayah. Pada tahun 2016, gedung oktagon ditutup untuk menjalani pemugaran terbesar dalam sejarahnya, dua tahun kemudian gedung yang berusia seratusan tahun ini baru dibuka lagi dan tampil kembali dengan anggun sebagai “Pesanggrahan Kawasan Barat” Kota Taipei. Red House Ximen terus berfokus pada pertunjukan seni budaya, meneruskan nuansa yang sarat akan seni budaya, dengan harapan pengunjung yang datang bisa merasakan peradaban manusia dalam Red House yang sudah berjalan selama seratus tahun ini.